Oleh
: Friska Putri Normayanti
Indonesia
adalah sebuah negeri dengan jajaran pulau yang membentang dari Sabang sampai
Merauke. Ternyata, luasnya negeri ini sebanding dengan tingginya angka
pertumbuhan penduduknya. Bahkan, dapat dikatakan pertumbuhan penduduk di
Indonesia membludak. Negara berkembang memang biasanya mengalami masalah dalam
mengatasi pertumbuhan penduduknya yang tinggi.
Remaja adalah salah satu fase dari
kehidupan yang dialami oleh manusia. Pada fase ini, dapat dikatakan masanya
mencari jati diri bagi remaja atau bahkan masa-masa remaja diidentikan dengan melakukan
hal-hal yang tak terduga oleh lingkungan keluarga dan sekitarnya. Masa remaja
dapat dianalogikan seperti lebah yang terbang dan hinggap di satu bunga ke
bunga lainnya. Dapat diartikan pula bahwa masa remaja adalah masanya pencarian
dan coba-coba. Akan tetapi, masa remaja dalam masyarakat diidentikkan dengan
masa kenakalan remaja. Benarkah anggapan masyarakat tentang masa remaja yang
identik dengan kebadungan remaja ?
Mari kita telaah, kebenaran akan
anggapan masyarakat yang tumbuh di sekitar kita. Kita ambil contoh di desa
Sidamulya, yang terletak di Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah. Sidamulya adalah
salah satu desa yang bisa dikatakan sebagai pinggirannya Banyumas. Namun, bukan
berarti desa ini jauh dari peradaban dan gemerlapnya lampu perkotaan. Justru,
desa ini adalah sebuah desa yang tak pernah sepi dari keramaian jalanan.
Berbagai toko berjajar dipinggiran jalanan, beragam anak muda (remaja) pun
tumbuh dan hidup di desa ini. Remaja dengan berbagai karakteristik yang ada.
Remaja Sidamulya adalah satu satu
dari banyaknya remaja yang ada di Indonesia. Remaja dapat dikatakan tumbuh dan
hidup sebab lingkungannya. Ini diartikan bahwa remaja yang baik dikarenakan
lingkungan yang baik dan begitu juga dengan remaja yang tingkah lakunya buruk
bisa jadi tumbuh di lingkungan yang mengajarkan nya pada hal-hal yang tidak
baik. Lingkungan bisa jadi menjadi pedoman dalam bertindak bagi remaja. Bukan
hanya lingkungan tapi juga tontonan. Bagaimana dengan kehidupan remaja di
Sidamulya ? Berprestasi atau justru menimbulkan keresahan di masyarakat ?
Sidamulya adalah sebuah desa yang
terletak di Kabupaten Banyumas. Dengan perbandingan remaja putra dan putri yang
tak terlalu beda jauh. Keduanya tumbuh dan hidup di Sidamulya tanpa adanya
diskriminasi. Salah fenomena yang sering dihadapi oleh masyarakat yang
disebabkan oleh remaja adalah keluarnya para remaja di malam hari dan terkadang
mengendarai motor dengan knalpot yang sudah dimodifikasi dengan bunyi yang
sangat nyaring itu. Bukan hanya itu saja terkadang juga didapati remaja-remaja
yang nongkrong di dekat jembatan di sore hari sambil mengeluarkan asap di
mulutnya. Bukan hanya itu, terkadang juga muncul fenomena remaja yang ketahuan
nongkrong di jam sekolah dengan mengenakan seragam sekolahnya.
Fenomena-fenomena diatas bisa jadi
tergolong dalam kenakalan remaja yang terjadi di Sidamulya. Hal ini dapat
dikarenakan lingkungan keluarga yang acuh tak acuh, lingkungan sekitar rumah
yang memang menjadikan remaja seperti itu atau bahkan bisa jadi keinginan dan
hasrat tinggi yang dimiliki remaja menyebabkan mereka melakukan hal-hal
tersebut.
Lingkungan
keluarga yang acuh bisa menjadi faktor utama terjadi kenakalan remaja yang
makin marak. Keluarga bagaiakan pondasi dalam membentuk manusia seutuhnya.
Tanpa adanya keluarga, kehidupan manusia mungkin berantakan tak tentu arahnya.
Mengapa hal ini bisa terjadi ? Sebab, masa remaja adalah masa nya mereka mencari-cari
perhatian dari orang tua dengan jalan kenakalan. Mereka berharap dengan
melakukan kenakalan mereka dapat dekat dan berkeluh kesah dengan keluarganya.
Namun, hal ini ternyata tak mampu menarik respon/ tanggapan keluarga terhadap
remaja. Malah bisa jadi makin acuh tak acuh yang kelewat batasnya. Remaja
sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari masa-masa sebelumnya, dikarenakan
di masa ini remaja sangat ingin menjadi sorotan utama dalam hal apapun.
Sayangnya, energi yang sangat besar di masa remaja ini dapat berubah menjadi
musuh yang sangat menakutkan bagi remaja itu sendiri.
Lingkungan
keluarga dapat dikatakan sebagai pemegang kuncinya dan lingkungan rumah sebagai
motivasinya dalam bertindak mencegah dalam kenakalan remaja. Lingkungan rumah
yang baik akan menghasilkan remaja-remaja yang sehat sedangkan lingkungan yang
kurang sehat hanya akan melahirkan remaja-remaja yang makin lama makin brutal
saja. Kenakalan remaja seakaan menjadi momok yang menyakitkan dan memilukan
yang selalu menjadi langganan PR pemerintah setempat.
Akan
tetapi, bukan hanya kenakalannya saja tetapi ternyata remaja juga memiliki
prestasi yang tak terduga. Prestasi remaja, adalah masa-masa indah yang harus
terus dikenang. Bagaimana caranya menumbuhkan prestasi di lingkungan yang masih
baru ?
Jelas,
kiat-kiat menjadi remaja yang berprestasi adalah dengan menanamkan iman yang
kokoh dan keteguhan hati remaja untuk selalu berprestasi agar mampu bermanfaat
bagi masyarakat sekitar. Tak mau kalah dengan kenakalan yang sudah disebutkan
lebih dahulu, prestasi remaja dapat diwujudkan melalui aktif dan antusiasnya
dalam berperan sebagai remaja masjid di masjid atau mushola terdekat, berperan
aktif dalam menuliskan karya-karyanya baik dalam tulisan fiktif ataupun non
fiktif. Remaja Sidamulya bukan hanya menang dalam hal-hal yang berbau dengan
kenakalan remaja tetapi juga bersahabat dengan kesenian islam seperti hadroh. Di
dalam masjid, sering diadakan latihan-latihan hadroh yang diselenggarakan oleh
remaja masjid setempat. Yang tujuannya untuk melatih ketrampilan remaja dan
siap beradu dengan dusun-dusun lain di desa Sidamulya pada saat malam takbiran
Idul Fitri. Acara ini biasanya menjadi acara rutinan yang dilakukan oleh
perkumpulan remaja masjid yang ada di desa Sidamulya. Tingginya minat dan antusias
remaja, salah satu mushola kecil pun akhirnya dibelikan bedug yang besar itu.
Hal ini untuk menunjang minat dan bakat yang dimiliki. Sebagai seorang muslim,
kita tidak boleh menyembunyikan kemampuan yang kita miliki. Namun juga jangan
terlalu menyombongkan apa yang kita miliki.
Beberapa
prestasi lainnya adalah banyaknya remaja-remaja yang hadir dalam shaf salat
berjam’ah. Mengapa ini terjadi ? Sebab para remaja telah sadar akan apa yang
dibicarakan oleh guru ngaji mereka. Bukan hanya prestasi di bidang keagamaan
tetapi juga di bidang olahraga seperti voli, sepak bola dan bulu tangkis.
Biasanya di lapangan Sidamulya, diadakan turnamen piala kepala desa Sidamulya
yang diperebutkan oleh dusun-dusun yang ada di Sidamulya. Keantusiasan para
remaja dibuktikan dengan ramainya pertandingan sepak bola dan keseriusan mereka
dalam memperebutkan piala kemenangan yang menggiurkan. Ternyata, pertandingan
sepak bola tingkat Desa ini bukan hanya mampu memupuk semangat berprestasi di
hati para remaja tetapi juga mempuk rasa solidaritas dan kekeluargaan yang
sangat kuat di dalamnya. Mereka berjuang sekuat tenaga agar tim mereka menang
dan para warga siap mendukung tim mereka masing-masing. Ramai nya pertandingan
sepak bola menjadi pelipur lara akan ulah remaja-remaja yang meresahkan
masyarakat.
Mari
kita berkaca pada diri kita masing-masing, di posisi manakah kita berdiri ?
Sebagai remaja yang senang meresahkan masyarakat atau justru sebagai remaja
yang membanggakan masyarakat ? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Jawablah jujur dan katakanlah dengan lantang seperti apa diri kita sebenarnya.
Jika berada di pihak yang berprestasi, bersyukurlah karena tempat kita berpijak
sudah benar. Dan, jika berada di pihak yang masih nakal, berubahlah dan
berjanjilah memperbaiki diri agar mampu bermanfaat bagi masyarakat. Mari kita
refleksikan diri kita masing-masing.
Salam
Remaja.
Selamat
menebarkan kebermanfaatan bagi masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar