Minggu, 15 Oktober 2017

Remaja Sidamulya : Menggengam Prestasi ataukah Terjebak dalam Kenakalan ?

Oleh : Friska Putri Normayanti
Indonesia adalah sebuah negeri dengan jajaran pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Ternyata, luasnya negeri ini sebanding dengan tingginya angka pertumbuhan penduduknya. Bahkan, dapat dikatakan pertumbuhan penduduk di Indonesia membludak. Negara berkembang memang biasanya mengalami masalah dalam mengatasi pertumbuhan penduduknya yang tinggi.
            Remaja adalah salah satu fase dari kehidupan yang dialami oleh manusia. Pada fase ini, dapat dikatakan masanya mencari jati diri bagi remaja atau bahkan masa-masa remaja diidentikan dengan melakukan hal-hal yang tak terduga oleh lingkungan keluarga dan sekitarnya. Masa remaja dapat dianalogikan seperti lebah yang terbang dan hinggap di satu bunga ke bunga lainnya. Dapat diartikan pula bahwa masa remaja adalah masanya pencarian dan coba-coba. Akan tetapi, masa remaja dalam masyarakat diidentikkan dengan masa kenakalan remaja. Benarkah anggapan masyarakat tentang masa remaja yang identik dengan kebadungan remaja ?
            Mari kita telaah, kebenaran akan anggapan masyarakat yang tumbuh di sekitar kita. Kita ambil contoh di desa Sidamulya, yang terletak di Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah. Sidamulya adalah salah satu desa yang bisa dikatakan sebagai pinggirannya Banyumas. Namun, bukan berarti desa ini jauh dari peradaban dan gemerlapnya lampu perkotaan. Justru, desa ini adalah sebuah desa yang tak pernah sepi dari keramaian jalanan. Berbagai toko berjajar dipinggiran jalanan, beragam anak muda (remaja) pun tumbuh dan hidup di desa ini. Remaja dengan berbagai karakteristik yang ada.
            Remaja Sidamulya adalah satu satu dari banyaknya remaja yang ada di Indonesia. Remaja dapat dikatakan tumbuh dan hidup sebab lingkungannya. Ini diartikan bahwa remaja yang baik dikarenakan lingkungan yang baik dan begitu juga dengan remaja yang tingkah lakunya buruk bisa jadi tumbuh di lingkungan yang mengajarkan nya pada hal-hal yang tidak baik. Lingkungan bisa jadi menjadi pedoman dalam bertindak bagi remaja. Bukan hanya lingkungan tapi juga tontonan. Bagaimana dengan kehidupan remaja di Sidamulya ? Berprestasi atau justru menimbulkan keresahan di masyarakat ?
            Sidamulya adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Banyumas. Dengan perbandingan remaja putra dan putri yang tak terlalu beda jauh. Keduanya tumbuh dan hidup di Sidamulya tanpa adanya diskriminasi. Salah fenomena yang sering dihadapi oleh masyarakat yang disebabkan oleh remaja adalah keluarnya para remaja di malam hari dan terkadang mengendarai motor dengan knalpot yang sudah dimodifikasi dengan bunyi yang sangat nyaring itu. Bukan hanya itu saja terkadang juga didapati remaja-remaja yang nongkrong di dekat jembatan di sore hari sambil mengeluarkan asap di mulutnya. Bukan hanya itu, terkadang juga muncul fenomena remaja yang ketahuan nongkrong di jam sekolah dengan mengenakan seragam sekolahnya.
            Fenomena-fenomena diatas bisa jadi tergolong dalam kenakalan remaja yang terjadi di Sidamulya. Hal ini dapat dikarenakan lingkungan keluarga yang acuh tak acuh, lingkungan sekitar rumah yang memang menjadikan remaja seperti itu atau bahkan bisa jadi keinginan dan hasrat tinggi yang dimiliki remaja menyebabkan mereka melakukan hal-hal tersebut.
Lingkungan keluarga yang acuh bisa menjadi faktor utama terjadi kenakalan remaja yang makin marak. Keluarga bagaiakan pondasi dalam membentuk manusia seutuhnya. Tanpa adanya keluarga, kehidupan manusia mungkin berantakan tak tentu arahnya. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Sebab, masa remaja adalah masa nya mereka mencari-cari perhatian dari orang tua dengan jalan kenakalan. Mereka berharap dengan melakukan kenakalan mereka dapat dekat dan berkeluh kesah dengan keluarganya. Namun, hal ini ternyata tak mampu menarik respon/ tanggapan keluarga terhadap remaja. Malah bisa jadi makin acuh tak acuh yang kelewat batasnya. Remaja sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari masa-masa sebelumnya, dikarenakan di masa ini remaja sangat ingin menjadi sorotan utama dalam hal apapun. Sayangnya, energi yang sangat besar di masa remaja ini dapat berubah menjadi musuh yang sangat menakutkan bagi remaja itu sendiri.
Lingkungan keluarga dapat dikatakan sebagai pemegang kuncinya dan lingkungan rumah sebagai motivasinya dalam bertindak mencegah dalam kenakalan remaja. Lingkungan rumah yang baik akan menghasilkan remaja-remaja yang sehat sedangkan lingkungan yang kurang sehat hanya akan melahirkan remaja-remaja yang makin lama makin brutal saja. Kenakalan remaja seakaan menjadi momok yang menyakitkan dan memilukan yang selalu menjadi langganan PR pemerintah setempat.
Akan tetapi, bukan hanya kenakalannya saja tetapi ternyata remaja juga memiliki prestasi yang tak terduga. Prestasi remaja, adalah masa-masa indah yang harus terus dikenang. Bagaimana caranya menumbuhkan prestasi di lingkungan yang masih baru ?
Jelas, kiat-kiat menjadi remaja yang berprestasi adalah dengan menanamkan iman yang kokoh dan keteguhan hati remaja untuk selalu berprestasi agar mampu bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Tak mau kalah dengan kenakalan yang sudah disebutkan lebih dahulu, prestasi remaja dapat diwujudkan melalui aktif dan antusiasnya dalam berperan sebagai remaja masjid di masjid atau mushola terdekat, berperan aktif dalam menuliskan karya-karyanya baik dalam tulisan fiktif ataupun non fiktif. Remaja Sidamulya bukan hanya menang dalam hal-hal yang berbau dengan kenakalan remaja tetapi juga bersahabat dengan kesenian islam seperti hadroh. Di dalam masjid, sering diadakan latihan-latihan hadroh yang diselenggarakan oleh remaja masjid setempat. Yang tujuannya untuk melatih ketrampilan remaja dan siap beradu dengan dusun-dusun lain di desa Sidamulya pada saat malam takbiran Idul Fitri. Acara ini biasanya menjadi acara rutinan yang dilakukan oleh perkumpulan remaja masjid yang ada di desa Sidamulya. Tingginya minat dan antusias remaja, salah satu mushola kecil pun akhirnya dibelikan bedug yang besar itu. Hal ini untuk menunjang minat dan bakat yang dimiliki. Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh menyembunyikan kemampuan yang kita miliki. Namun juga jangan terlalu menyombongkan apa yang kita miliki.
Beberapa prestasi lainnya adalah banyaknya remaja-remaja yang hadir dalam shaf salat berjam’ah. Mengapa ini terjadi ? Sebab para remaja telah sadar akan apa yang dibicarakan oleh guru ngaji mereka. Bukan hanya prestasi di bidang keagamaan tetapi juga di bidang olahraga seperti voli, sepak bola dan bulu tangkis. Biasanya di lapangan Sidamulya, diadakan turnamen piala kepala desa Sidamulya yang diperebutkan oleh dusun-dusun yang ada di Sidamulya. Keantusiasan para remaja dibuktikan dengan ramainya pertandingan sepak bola dan keseriusan mereka dalam memperebutkan piala kemenangan yang menggiurkan. Ternyata, pertandingan sepak bola tingkat Desa ini bukan hanya mampu memupuk semangat berprestasi di hati para remaja tetapi juga mempuk rasa solidaritas dan kekeluargaan yang sangat kuat di dalamnya. Mereka berjuang sekuat tenaga agar tim mereka menang dan para warga siap mendukung tim mereka masing-masing. Ramai nya pertandingan sepak bola menjadi pelipur lara akan ulah remaja-remaja yang meresahkan masyarakat.
Mari kita berkaca pada diri kita masing-masing, di posisi manakah kita berdiri ? Sebagai remaja yang senang meresahkan masyarakat atau justru sebagai remaja yang membanggakan masyarakat ? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing. Jawablah jujur dan katakanlah dengan lantang seperti apa diri kita sebenarnya. Jika berada di pihak yang berprestasi, bersyukurlah karena tempat kita berpijak sudah benar. Dan, jika berada di pihak yang masih nakal, berubahlah dan berjanjilah memperbaiki diri agar mampu bermanfaat bagi masyarakat. Mari kita refleksikan diri kita masing-masing.

Salam Remaja.
Selamat menebarkan kebermanfaatan bagi masyarakat.
             
           

Share:

0 komentar:

Posting Komentar