Jumat, 27 Mei 2016

INDONESIAN TEMPE MOVEMENT

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/08/06/185/1030210/manfaat-kandungan-gizi-dalam-tempe-9Rj.jpg
Puluhan tahun lalu, Bung Karno pernah menyebut bahwa “Kita bangsa besar, bukan bangsa tempe”. Sejak saat itu , tempe jadi dikaitkan dengan sesuatu yang rendah karena murah dan proses pembuatannya diinjak-injak.
Kesalahpahaman tersebut membuat masyarakat kurang bangga dan menghargai tempe. Akhirnya pada tahun 2015 ini dijadikan momen kebangkitan tempe untuk mengangkat tempe sebagai makanan sehat khas Indonesia melalui serangkaian kegiatan “Indonesian Tempe Movement” dengan mengusung tema Kita Bangsa Tempe. Gerakan yang diketuai Prof. Dr. F. G. Winarno ini mengangkat tempe sebagai superfood hasil teknologi fermentasi asli Indonesia. Selain itu, Prof. Dr. F. G. Winarno ingin tempe menjadi kebanggaan masyarakat seperti batik. Nantinya tempe diharapkan bisa masuk juga ke industri kimia, farmasi hingga kosmetik. Misalnya pembuatan masker tempe.

Berbagai hasil penelitian ilmiah membuktikan tempe merupakan superfood untuk gaya hidup sehat. Tingginya kandungan protein dan adanya vitamin B12 membuat tempe kaya akan manfaat. Namun banyak orang Indonesia belum memahami hal ini.

Sebagai langkah awal memperkenalkan tempe, diselenggarakan “International Conference on Tempe and Its Related Product 2015” pada tanggal 15-17 Februari 2015 di Sheraton Hotel, Yogyakarta. Pada konferensi yang dihadiri pakar dari dalam dan luar negeri ini dibahas mengenai tempe terkait sains, teknologi, ekonomi hingga budaya. Pada saat bersamaan, diadakan juga “International Youth Conference on Tempe 2015” bagi kaum muda kreatif dari berbagai disiplin ilmu untuk merancang perkembangan tempe di masa depan. Konferensi ini melibatkan 300 peserta, termasuk dari Perancis, Polandia, Korea, Jepang dan negara lainnya. Pada akhir acara dideklarasikan Rekomendasi Tempe sebagai Bahan Makanan pedamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Deklarasi disampaikan berdasarkan kajian ilmiah dan rekomendasi PATPI (Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia), PERMI (Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia) serta PERGIZI PANGAN (Perhimpunan pakar Gizi dan Pangan Indonesia).

Kedepannya, penelitian-penelitian bersama dari lembag pemerintahan maupun swasta terkait tempe juga akan dibuat lebih besar lagi. Dengan harapan kelak berdiri “WorldTempeResearch center” di Indonesia.

Setelah mengadakan konferensi internasional , “Indonesian Tempe Movement” meluncurkan 3 jilid buku terkait tempe pada 6 juni 2015 yang bertepatan dengan Hari Tempe Sedunia. Buku pertama mengenai kajian Biotechnology, Nutrition and Health.

Buku kedua berkaitan dengan Historical, Social and Economic. Sedangkan buku ketiga berisi kumpulan resep kuno hingga olahan gastronomi molekuler tempe. Diharapkan masyarakat mendapat informasi lengkap tentang tempe dari buku-buku tersebut. [Izatun]


Share:

0 komentar:

Posting Komentar